twitter


Sudah lama rasanya tidak menulis di sini, menimbulkan kerinduan di benak saya untuk kembali bercerita dengan di dunia maya.Ada sebuah cerita yang menarik untuk berbagi walaupun dari bku cerita anak-anak. Cerita ini bisa mamberikan pembelajaran dalam kehidupan saya sehari-hari. Di sebuah hutan belantara ada dua kubu binatang yang sedang berkompetisi. Kubu A terdiri dari seekor kancil dan seekor kelinci sedangkan kubu B teridi dari seekor kura-kura dan seekor semut. Kompetisi ini berupa lomba kecepatan untuk mencapai suatu titik yang telah ditentukan oleh kedua belah pihak, dimana pihak yang lebih cepat mencapai garis finish dialah yang akan memenangkan kompetisi tersebut. Kompetisi dimulai, kubu A yang terdiri dari kancil dan kelinci langsung melaju dengan cepatnya dan kubu B yang terdiri dari kura-kura dan semut jauh tertinggal di belakang.
Kompetisi mulai seru ketika lintasan terhambat oleh sebuah sungai yang arusnya cukup deras. Kubu A yang lebih dulu sampai di sungai mulai panik. Kancil berkata pada kelinci “bagaimana ini aku tidak bisa berenang, kamu saja dulu yang menyeberang sungai ini”. Sedangkan kelinci berkata “tidak kancil aku takut, kamu saja yang berenang lebih dulu”. Perdebatan terus berlangsung hingga memancing tingkat emosional mereka. Hingga tanpa mereka sadari, lawan mereka, kura-kura dan semut berjalan dengan perlahan namun pasti mulai menyusul mereka. Ketika sampai di bibir sungai kura-kura berkata kepada semut “naiklah ke tempurungku, aku akan membawamu menyeberangi sungai ini”. Semut pun mematuhi perkataan kura-kura dan akhirnya mereka dapat menyeberangi sungai lalu melajutkan hingga ke garis finish terlebih dahulu sehingga memenangkan kompetisi tersebut.

Dari analogi di atas dapat ditarik kesimpulan, apabila menghadapi masalah jangan saling mengkambing hitamkan. Berfikirlah dengan tenang. Ingatlah bahwa masalah pasti akan terselesaikan jika kita berfikir cerdik dan cerdas



Dalam mengarungi dunia maya, membaca majalah guru TG...ada tulisan Astrinka Rizanti
Pengajar di Depok,sangat baik untuk saya sebagai seorang pendidik......

Dalam bidang pendidikan, Guru memegang peran terpenting. Ia tak hanya dituntut mampu mengajar, juga ’penanggung jawab’ moral anak. Menjadi Guru tak semudah yang dibayangkan.

Selama ini, sebutan ’pahlawan tanpa tanda jasa’ diberikan pada Guru, namun ironisnya kesejahteraan Guru terkadang tak sejalan dengan jasa Guru. Sebagai Guru pegawai negeri sipil atau pun swasta, Guru merupakan profesi yang tidak memiliki jenjang karir -- sangat berbeda dengan profesi pegawai lainnya.

Selama ini, karir sebagai kepala sekolah dianggap sebagai jenjang karir yang paling tinggi. Hal yang tak sepenuhnya benar. Kepmendiknas 162/U/2003 menjelaskan, kepala sekolah adalah suatu tugas tambahan bagi Guru. Dengan kata lain, seorang kepala sekolah haruslah tetap menjalankan profesinya sebagai Guru, yakni mengajar minimal 6 jam setiap minggunya.

Lalu, apakah berarti seorang Guru tidak akan mungkin atau sulit mendapat kenaikan jabatan layaknya pegawai lainnya? Mungkin saja.

Dalam buku Designing the Learning-Centred School karya Clive Dimmock, dituliskan bahwa dalam profesi Guru, penting adanya jenjang karir. Bain (1996) mengusulkan jenjang karir sebagai berikut:

* Intern; program yang diberikan kepada mahasiswa yang mengambil jurusan keGuruan.
* Graduate; merupakan tingkatan awal dalam jejang karier. Dalam jenjang karir ini, disertakan pula program 1 tahun untuk masa percobaan.
* Instructor; jenjang karir ini diperoleh setelah mengajar selama 3-5 tahun. Bila dalam kurun waktu itu seorang Guru mendapatkan nilai evaluasi yang memuaskan maka posisi ini dapat diraih.
* Teacher; didapatkan setelah mengajar selama 6 tahun atau lebih.
* Senior Teacher; posisi puncak dari jenjang karir seorang Guru. Seorang Senior Teacher harus mampu memberikan bimbingan dan merupakan peran utama dalam pengembangan karir Guru lainnya.

Idealnya, setiap jenjang karir mencerminkan perbedaan pada setiap tingkatan. Dengan demikian, seseorang yang baru memasuki tingkat awal dapat memacu diri agar dapat menempati posisi yang lebih baik.

Untuk mendapatkan Guru yang profesional, sudah selayaknya sekolah-sekolah mengadakan seleksi yang ketat. Para calon Guru harus dinilai dari segi kemampuan mengajar, kinerja serta potensi yang dapat mengembangkan sekolah. Upaya mengembangkan Guru yang profesional tak berhenti dalam tahap ini saja.

Dalam memperbaiki kinerja Guru, ada beberapa upaya yang sebaiknya dilakukan oleh para pengurus sekolah. Clive Dimmock mengusulkan agar para pengurus sekolah harus mengajak para Guru untuk selalu memperbaharui curriculum vitae mereka serta menerapkan sebuah sistem yang memuat setiap catatan seorang Guru. Dengan demikian, saat para penGurus sekolah mengadakan evaluasi kinerja Guru, mereka dapat menggunakan data, bukan opini subjektif.

Beberapa hal yang perlu diketahui seoang Guru dalam kegiatannya sebagai pendidik bangsa, yaitu:
* Pengetahuan tentang pedagogical; yakni memahami permasalahan secara mendalam, sehingga siswa dapat terbantu memahami permasalahan mereka.
* Pengetahuan tentang perkembangan siswa, agar terbentuk pengalaman belajar yang produktif.
* Pengetahuan tentang perbedaan siswa dalam hal budaya, inteligensi serta gaya belajar.
* Pengetahuan akan kemampuan agar murid dapat belajar secara efektif, termotivasi untuk terlibat dalam kegiatan belajar. Kemampuan untuk memvariasikan strategi belajar sesuai tujuan yang akan dicapai.
* Pengetahuan akan sumber kurikulum, termasuk bagaimana mengajak murid mengekspresikan ide-ide mereka dan me­nyusun informasi serta menyelesaikan masalah.
* Pengetahuan berinteraksi dengan murid, sesama Guru serta orang tua.
* Pengetahuan dan kemampuan untuk mengintrospeksi diri.

Idealnya, kegiatan sehari-hari para Guru tidak dapat dipisahkan dengan pengembangan profesionalisme mereka sendiri. Dalam kegiatan belajar-mengajar, baik pertanyaan maupun masalah selalu timbul.

Untuk mengatasinya, Guru akan menggunakan teori dan mengadakan penelitian untuk mendapatkan solusi. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan profesional bukan hanya aktivitas yang terbatas dalam suatu event tertentu, akan tetapi lebih pada kegiatan berkelanjutan.

Oleh karena itu, pengembangan profesional dapat diterapkan di mana saja. Hingga pada akhirnya, seorang Guru akan menjadi seorang pencerminan sejati, yang tak bosan belajar, bukan hanya sekedar event formal yang terorganisir.

Sampai saat ini, penghargaan atas prestasi Guru dipandang sebagai salah satu cara yang efektif dalam meningkatkan kinerja seorang Guru. Kesejahteraan Guru memang tidak dapat dipandang sebelah mata. Hal ini merupakan sebuah bentuk penghargaan bagi para Guru yang berprestasi sehingga dapat memacu semangat Guru untuk memberikan kontribusi pada sekolah.

Bukan jaminan, memberikan penghargaan dengan bentuk kenaikan gaji dapat menjamin seorang Guru akan lebih baik. Akan tetapi, memberikan penghargaan pada Guru dapat membantu sekolah meraih ekspetasi yang lebih tinggi dan juga menjaga agar para Guru tetap berkomitmen pada sekolah tempat mereka mengajar.

Dengan adanya jenjang karir, pe­ngembangan kinerja serta penghargaan, diharapkan para Guru di Indonesia menjadi Guru yang profesional. Hidup Guru Indonesia!TG



Catatan ini berisi tentang kegelisan seorang ibu terhadap keadaan anak-anaknya...

Sekarang ini yang dipikirkan sama anak-anak kita bukan lagi cita-cita dan impiannya. Tapi ujian, ujian, dan ujian. Sempit sekali. Pendidikan akhlak, budi pekerti, kasih sayang, kesantunan, adat istiadat yang baik, dikesampingkan (Baca: tak dijadikan sistem, dan cenderung tidak diarahkan dan tidak dibentuk). Anak-anak lebih diarahkan dan ditujukan agar lulus dengan prestasi angka. Ujian sekolah dikhawatirkan, namun ujian hidup tidak dikhawatirkan.
Kemajuan teknologi yang seharusnya membuat banyak kemudahan, membawa masalah lantaran anak-anak kita tak siap sisi negatifnya. Pergaulan makin bebas, mata makin susah dijaga.

Anak-anak kita sungguh mengarungi hidup yang berat jika ia tidak diberi sampan yang tangguh kokoh, serta dayung yang kuat. Sampannya al Qur’an, dayungnya as Sunnah.

Jangan terjun-bebaskan anak-anak kita ke sekolah-sekolah yang belasan tahun tidak ada shalat dhuhanya, dan tak menyempatkan anak-anak kita shalat dhuha! Hingga kemudian ia akan tumbuh menjadi anak-anak yang tidak cinta kepada rasul-Nya.
Jangan diterjunbebaskan anak-anak kita ke sekolah-sekolah yang belasan tahun tidak ada shalat berjamaahnya ketika zuhur. Kelak kita akan mendapati susah sekali anak-anak kita tumbuh menjadi anak-anak yang bisa shalat berjamaah, di awal waktu, dan di masjid.

Wajah anak-anak yang bagaimana yang mau kita lihat? Wajah anak-anak yang lebih penting ujian nasional ketimbang ujian hidup? Yang memikirkan nilai berupa angka, tapi lupa nilai-nilai kehidupan? Hidupnya kering dari budi, dari rasa, dari kasih sayang? Tujuan hidupnya kecil, hanya masuk sekolah favorit, atau perguruan tinggi negeri? Setelah lulus, mikirin hanya nyari kerja, nyari gaji, tidak mencari Allah, yang Maha Memiliki Pekerjaan, Maha Memiliki Rizki?

Pernahkah berpikir, siapa yang akan mendoakan dan mengalirkan kebaikan setelah kita tiada? Jangan-jangan kita hanya dipusingkan polah anak sepanjang hidup kita: pusing akan kelakuannya, yang semua adalah kesalahan kita?

“Ibu tidak butuh anak yang pinter doang. Ibu lebih butuh anak yang bisa doain Ibu, yang sering nengokin Ibu, yang bisa inget Ibu di kala hidup maupun di kala mati. Ibu lebih tak butuh lagi anak yang pinter, tapi sombong sama Ibu, sombong sama saudara, apalagi sombong sama Allah. Dipanggil Ibu tak menyahut, dipanggil sama Allah juga ga’ nyahut.

Mau sekolah yang tinggi, silahkan. Tapi jangan lupa ngaji. Pentingin ngaji. Kalo mau sekolah tinggi, kerja tinggi, usaha tinggi, silakan. Tapi shalat nomor satu. Sama orang tua nomor satu. Sama Guru nomor satu. Buat apa tinggi hidup, tapi merendahkan urusan akhirat. Kejar akhirat, dunia ngikut. Tapi ‘gi dah, kejar dunia. Ntar dunia ga dapet, akhirat juga ilang. Ibu doain: Robanaa aatinaa fid dunyaa hasanah wafil aakhiroti hasanah waqinaa ‘adzaabannaar.





Latihan Dasar Kepemimpinan / LDK adalah sebuah pelatihan dasar tentang segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinan. Selama dua hari siswa/i kelas X dan osis smanio mereka berlatih dalam fisik maupun mental di bumi perkemahan cibubur, jakarta timur. kegiatan ldks ini sangat bermanfaat bagi organisasi sekolah umumnya dan siswa/i smanio khususnya.
satu pembelajaran tentang kepemimpinan
Suksesnya kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
Mulai dari diri sendiri,setidaknya kita berusaha menerapkan kepemimpinan beliau dalam diri sendiri karena kita adalah pemimpin bagi diri kita.

Seorang manusia yang pantas untuk dijadikan figure pemimpin.
Pemimpin dalam segala hal. Pemimpin yang memberikan contoh langsung pada pengikutnya. Bukan janji belaka tetapi bukti nyata yang dapat diterima oleh semua manusia. Sudah sepantasnya kepemimpinan beliau dijadikan referensi bagi direktur,manager dan para pimpinan dalam lingkup kecil ataupun pemerintahan.

Suksesnya kepemimpinan Nabi Muhammad SAW tidak terlepas dari tiga hal yaitu pemimpin yang holistic, accepted dan proven. Muhammad SAW merupakan pemimpin yang holistic karena ia mampu mengembangkan leadership dalam berbagai bidang kehidupan. Kepemimpinannya mampu meresap keberbagai nuansa kehidupan melalui celah-celah yang tanpa disadari oleh manusia yang lain pada saat itu.

Beliau memulai mengembangkan kepemimpinannya berawal dari dirinya sendiri (self development) ter lebih dahulu. Semangat kepemimpinan bisnis dan entrepreneurship yang ditunjukan semasa masih muda sangat menakjubkan. Kegiatan bisnis yang dilakukan hampir tidak pernah mengalami kerugian.


Kepemimpinannya menjadikan kehidupan masyarakat menjadi akur. Perbedaan agama begitu dihargai. Sistem perpolitikan yang beliau terapkan mampu mengubah tatanan kehidupan masyarakat menjadi bermartabat. Sistem pendidikan dalam masyarakat berubah total. Pendidikan yang diterapkan menjadikan masyarakatnya bermoral dan nampak cerah. Dari segi hukum, Muhammad SAW menjunjung tinggi keadilan. Keadilan tanpa pandang bulu. Seandainya ada keluarganya yang bersalah maka hukumpun tetap diterapkan. Tatanan kehidupan masyarakat benar-benar berubah menjadi lebih baik karena kepemimpinan beliau.

Nabi Muhammad seorang pemimpin yang holistic juga terlihat dari strategi pertahanan yang diterapkan dalam masyarakat maupun peperangan. Hampir semua peperangan yang beliau pimpin selalu menang. Keamanan masyarakatnya juga diutamakan. Warga masyarakatnya benar-benar mendapat perlindungan tidak melihat apakah itu muslim maupun non muslim. Adakah saat ini pemimpin yang mampu berbuat seperti itu, atau paling tidak mendekati seperti itu.

Bagaimana dengan orang-orang yang memimpin kita. Sudahkah kita merasakan ke-holistic-an pemimpin kita saat ini?

Kedua, Beliau adalah pemimpin yang accepted. Seorang pemimpin yang diterima dan diakui oleh semua masyarakatnya. Bahkan kepemimpinan beliau masih diterima sampai saat ini. Jika terhitung sudah berapa milyar orang yang mengakui kepemimpinannya. Terlepas dari wahyu yang disampaikan, akhlaq beliau juga patut untuk diterima dan dijadikan suri tauladan. Mencari sosok pemimpin yang diakui oleh semua masyarakat saat ini memang bukan hal yang mudah.

Ketiga, Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin yang proven. Figur pemimpin yang terbukti telah membawa perubahan bagi masyarakat. Kepemimpinan yang selalu berorientasi pada bukti real tidak sekedar kata-kata persuatif. Pemimpin yang berorientasi kedepan. Seperti disinggung sebelumnya bahwasanya sampai saat ini kepemimpinannya masih relevan untuk diterapkan. Oleh sebab itu sangat disayangkan jika kita tidak dapat mengambil hikmah dari kepemimpinan beliau.

Mulai dari diri sendiri,setidaknya kita berusaha menerapkan kepemimpinan beliau dalam diri sendiri karena kita adalah pemimpin bagi diri kita.

Mampu mengembangkan kepemimpinan dalam segala bidang, dapat diterima oleh masyarakat dan proven atau penuh bukti harus menjadi parameter bagi pemimpin jika menginginkan kesuksesan. Ketiga hal tersebut harus terlaksana secara seimbang. Ketika menentukan pemimpin pun ketiga hal tersebut selayaknya dijadikan pertimbangan bagi pemilih. Leadership yang dimiliki pemimpin berpengaruh terhadap kesuksesan.

Semua berharap pemimpin dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Tugas sebagai pemimpin dapat berjalan dengan baik jika ketiga sifat tersebut tertanam dengan kuat dan berusaha untuk diwujudkan.



KETUPAT....Siapa yang tidak kenal dengan ketupat? Ketupat, tentunya sudah kita kenal sejak dulu terutama populer menjelang Hari Raya Idul Fitri/ lebaran. Ketupat adalah sejenis makanan yang terbuat dari nasi dan dibungkus oleh daun kelapa muda
( janur )

Menurut orang-orang tua dahulu.ketupat lebaran artinya mengaku lepat atau mengakui kesalahan.santan artinya pangan punten,atau meminta maaf. Lengkapnya merupakan peribahasa atau pantun singkat yang berbunyi Kupat kalian santen,sadaya ngaku lepat nyuhunkeun dihapunten (semua mengaku bersalah minta dimaafkan)

Secara historis ketupat lahir dari sebuah pergulatan kebudayaan pesisiran. Sumber dari Malay Annal (1912) oleh HJ de Graaf menyebutkan, ketupat merupakan simbol perayaan hari raya Islam pada masa pemerintahan Demak yang dipimpin Raden Fatah pada awal abad ke-15.
Bungkus ketupat dipilih dari janur. Mengapa janur? De Graaf menduga-duga secara antropologis bahwa hal itu berfungsi sebagai identitas budaya pesisiran karena pohon kelapa kebanyakan tumbuh di dataran rendah. Selain itu, warna kuning memberi arti khas untuk membedakan dari warna hijau dari Timur Tengah dan merah dari Asia Timur.

Sebagai ungkapan budaya, ketupat antara lain memberikan makna dan pesan:
1. Ketupat terdiri dari beras/nasi yang dibungkus daun kelapa muda dan janur (bahasa Jawa). Beras/nasi adalah simbol nafsu dunia. Sedangkan Janur yang dalam budaya Jawa Jarwa dhosok adalah “Jatining nur” (sejatinya nur), yaitu hati nurani. Jadi ketupat dimaksudkan sebagai lambang nafsu dan hati nurani, yang artinya agar nafsu dunia dapat ditutupi oleh hati nurani.
2.Ketupat yang dalam bahasa Sunda juga disebut kupat, dimaksudkan agar seseorang jangan suka ngupat, yaitu membicarakan hal-hal buruk pada orang lain karena akan membangkitkan amarah.
3.Ketupat, kupat dalam budaya Jawa sebagai “Jarwa dhosok” juga berarti “ngaku lepat”. Dalam hal ini terkandung pesan agar seseorang segera mengakui kesalahannya apabila berbuat salah.
4.Seiring dengan makna di atas dan erat sekali hubungannya dengan tanggal satu syawal, kupat adalah “jarwo dhosok” dari “laku papat” (empat tindakan). Budaya menyediakan hindangan ketupat pada tanggal satu syawal terkandung pesan agar seseorang melakukan tindakan yang empat tersebut, yaitu: lebaran, luberan, leburan dan laburan.
Leburan, seiring dengan pengertian ngaku “lepat”, yaitu saling mengaku berasal dan saling meminta maaf dalam budaya Jawa pelaksanaan Leburan dalam satu syawal nampak pada ucapan dari seseorang yang lebih rendah status sosialnya kepada seseorang yang lebih tinggi status sosialnya atau dari anak kepada orang tua, yaitu ucapan “Mugi segeda lebur ing dinten menika”. Maksudnya bahwa semua kesalahan dapat lepas dan dimaafkan pada hari tersebut.
5. Ketupat pada saat tertentu digunakan sebagai pelengkap sesaji dalam upacara daur hidup, yaitu untuk pelengkap sesaji selamatan empat bulan orang mengandung. Adapun jenis ketupat yang digunakan adalah ketupat jago, ketupat sinta, ketupat sido lungguh dan ketupat luwar. Belum ditemukan sumber yang mengungkap makna yang ada di dalamnya dan kiranya perlu dikembangkan penelitian lebih lanjut. Ketupat dapat diketahui sekaligus memberikan gambaran bahwa perlu adanya pengembangan lebih lanjut tentang ketupat, baik sebagai karya budaya yang dapat menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai seni, maupun sebagai ungkapan budaya yang merupakan simbol yang memiliki makna dan pesan baik.

Kini, budaya ketupat tidak bisa tergantikan. Memang ada gambar ketupat di kartu pos, e-mail, SMS, MMS, dan aneka jejaring sosial. Namun, karena makan ketupat itu tidak bisa secara virtual, ketupat mengundang kita untuk hadir, bertatap muka, saling bercerita. Kita disadarkan, betapa kehidupan sehari-hari menjauhkan kita dari keluarga, kerabat, dan sahabat. Kita menjadi makhluk asing yang terlempar dari budaya ketupat

Mangan kupat nganggo santen.
Menawi lepat, nyuwun pangapunten.
(Makan Ketupat pakai santan.
Bila ada kesalahan mohon dimaafkan.)



...Rabb, saat kami menjemput malam lailatul qodar, kami titipkan rindu untuk saudara kami tercinta ini. Sampaikan cinta kami kepadanya. Jadikan ia ahli surga yang selalu menghembuskan nafas-nafas ta'dhim dan penghambaan kepadaMu. Jadikan ia pribadi-pribadi sholih yang selalu takut dan tunduk pasrah kepada-Mu. Jadikan ia Mujahid yang senantiasa menjaga izzah Dien-Mu. Ya Allah, sayangi dan cintailah ia, sehatkan badannya, ampuni dan berkahilah keluarganya...
Ya Robb, taburkan pula bunga-bunga kesabaran disepanjang jalannya hidupnya, yang membuatnya selalu mencium harum wangi surga..Love....




Konstruktivisime merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam diri manusia. Unsur-unsur konstruktivisme telah lama dipraktekkan dalam proses belajar dan pembelajaran baik di tingkat sekolah dasar, menengah, maupun universitas, meskipun belum jelas terlihat.

Berdasarkan faham konstruktivisme, dalam proses belajar mengajar, guru tidak serta merta memindahkan pengetahuan kepada peserta didik dalam bentuk yang serba sempurna. Dengan kata lain, pesera didik harus membangun suatu pengetahuan itu berdasarkan pengalamannya masing-masing. Pembelajaran adalah hasil dari usaha peserta didik itu sendiri. Pola pembinaan ilmu pengetahuan di sekolah merupakan suatu skema, yaitu aktivitas mental yang digunakan oleh peserta didik sebagai bahan mentah bagi proses renungan dan pengabstrakan. Pikiran peserta didik tidak akan menghadapi kenyataan dalam bentuk yang terasing dalam lingkungan sekitar. Realita yang diketahui peserta didik adalah realita yang dia bina sendiri. Peserta didik sebenarnya telah mempunyai satu set idea dan pengalaman yang membentuk struktur kognitif terhadap lingkungan mereka.Untuk membantu peserta didik dalam membina konsep atau pengetahuan baru, guru harus memperkirakan struktur kognitif yang ada pada mereka. Apabila pengetahuan baru telah disesuaikan dan diserap untuk dijadikan sebagian daripada pegangan kuat mereka, barulah kerangka baru tentang sesuatu bentuk ilmu pengetahuan dapat dibina.

John Dewey menguatkan teori konstruktivisme ini dengan mengatakan bahwa pendidik yang cakap harus melaksanakan pengajaran dan pembelajaran sebagai proses menyusun atau membina pengalaman secara berkesinambungan. Beliau juga menekankan kepentingan keikutsertakan peserta didik di dalam setiap aktivitas pengajaran dan pembelajaran.

Ditinjau persepektif epistemologi yang disarankan dalam konstruktivisme, maka fungsi guru akan berubah. Perubahan akan berlaku dalam teknik pengajaran dan pembelajaran, penilaian, penelitian dan cara melaksanakan kurikulum. Sebagai contoh, perspektif ini akan mengubah kaidah pengajaran dan pembelajaran yang menumpu kepada kemampuan peserta didik mencontoh dengan tepat apa saja yang disampaikan oleh guru, kepada kaidah pengajaran dan pembelajaran yang menumpu kepada kemampuan peserta didik dalam membina skema pengkonsepan berdasarkan pengalaman yang aktif. Ia juga akan mengubah tumpuan penelitian dari pembinaan model berdasarkan kaca mata guru kepada pembelajaran sesuatu konsep ditinjau dari kaca mata peserta didik.




Memasuki hari ke 7 mulailah kita menyiapkan diri menghadapi peer teaching. Dalam sehari-hari hal tersebut sudah menjadi tugas yang kita lakukan dengan murid kita. Tapi kini kita semua harus melakukan peer teaching dihadapan teman sejawat dengan latar belakang sudah mempunyai konsep materi sejarah.
Persiapan dilakukan semaksimal mungkin dari rpp sampai semua yang mendukung penilaian dalam peer teaching. Pelaksanaan peer teaching dilakukan bukan berdasarkan no absen tetapi dilakukan dengan mengocok no tampil untuk peer teaching. Akhirnya aq mendapat no urut 22, waw ?! cukup jauh sekali sebab semakin lama menunggu semakin membuat hati kita tidak tenang. ( selama menunggu giliran ternyata toilet menjadi tempat favorit dari kelas 1- 4 ). Memang terlihat aneh, padahal mengajar sudah kita lakukan puluhan tahun tapi “ rasa itu “ pasti ada. ( manusiawi khan teman).
Selama menunggu giliran aq membantu teman2 yang belum bisa menggunakan in focus ( terima kasih pak hermin atas pelatihannya selama ini dan selama plpg benar2 bermanfaat ). Berbagi informasi sampai berbagi power poin menjadi kegiatan sehari-hari selama plpg. Dan plpg menjadi ajang reuni bagi kami semua, sejak lulus th 1992 ternyata plpg kemaren aq bertemu kembali dengan teman2 di Jakarta ( Alhamdulillah silaturahmi terjalin kembali )
Tibalah giliranku peer teaching, tepatnya hari jumat jam 10.30 selama 30menit melakukan peer teaching dengan materi “ arti kata sejarah berdasarkan asal usul kata dan pandangan para tokoh “. Alhamdulillah, teman2 sekelas dapat bekerjasama untuk menciptakan proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan ( trims ya teman2ku ). Oh ya aq lupa mengenalkan instruktur peer teaching yaitu Dra. Corry Iriani.R,M.Pd dan Nur Aini Matta. Kata-kata pengantar dan penilaian instruktur sangat membantu sekali menyiapkan mental-mental yang sedang lemah. ( jzklh bu corry ).
Di akhir kegiatan plpg, pengembalian rpp ada sebuah catatan dari bu corry yang membuat aq terharu. Beliau sangat memperhatikan sampai hal-hal yang sekecil-kecilnya. ( padahal hal tersebut sempat terlupakan oleh aq karena padatnya kegiatan )
Catatan kecil beliau : ” Selamat ulang tahun Ibu, saya turut mendoakan semoga ibu tetap istiqomah dalam mencerdaskan anak bangsa. Tetap semangat terus belajar. Was bu corry ir ” ( aamiin..........). Semoga aq bisa melaksanakan semua amanat bu corry ( I LOVE YOU BUNDA CORRY )



pelajaran sejarah sampai saat ini masih menjadi mata pelajaran yang terkatagori nomer dua, bahkan nomer sekian dari beberapa mata pelajaran yang di sampaikan di sekolah sehingga guru apapun basic pendidikannya, dan dengan pertimbangan sejarah adalah mata pelajaran hapalan dan mudah maka guru apapun dapat mengajarkannya.
Ironi memang, di saat pemerintah mulai mencanangkan profesionalisme dalam pembelajaran dengan diluncurkannya sertifikasi guru, masih banyak ditemukan di temukan sekolah yang memberikan tugas kepada guru yang tidak berbasic sejarah mengajar sejarah, kapan yang namanya profesionalisme dapat dicapai.Itu adalah sisi pembelajaran sejarah yang terkatagori tidak tepat, tetapi disisi lain kadang kekeliruan datang dari ketidakmampuan guru sejarah menciptakan inovasi model pembelajaran, ataupun menggunakan metode pembelajaran yang kreatif.
kekeliruan metode pembelajaran sejarah yang dikembangkan oleh guru disebabkan oleh faktor: (1) padatnya materi pelajaran sehingga memungkinkan untuk mengambil jalan pintas, berarti mengabaikan aspek afektif dan psikomotorik; (2) guru tidak memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk membelajarkan sejarah yang dapat menarik minat siswa; dan (3) guru cenderung menggunakan satu metode dalam membelajarkan keseluruhan materi, tanpa mempertimbangkan karakteristik dari setiap topik materi yang disampaikan. Kekeliruan dalam pembelajaran sejarah semakin mendapat penguatan karena pilihan pekerjaan menjadi guru sejarah bukan panggilan moral, tetapi hanya ingin cepat mendapat pekerjaan
ada empat komponen yang saling berkait dan menjadi penyebab munculnya masalah dalam pembelajaran sejarah, yakni: (1) tenaga pengajar sejarah yang pada umumnya miskin wawasan kesejarahan karena ada semacam kemalasan intelektual untuk menggali sumber sejarah, baik berupa benda-benda, dokumen maupun literatur. Pengajar sejarah yang baik adalah mereka yang mampu merangsang dan mengembangkan daya imajinasi peserta didik sedemikian rupa, sehingga cerita sejarah yang disajikan menantang rasa ingin tahu; (2) buku-buku sejarah dan media pembelajaran sejarah yang masih terbatas; (3) peserta didik yang kurang memberikan respons positif terhadap pembelajaran sejarah; dan (4) metode pembelajaran sejarah pada umumnya kurang menantang daya intelektual peserta didik.
Tanpa bermaksud mengabaikan pentingnya membenahi komponen lain, tampaknya pembenahan metode pembelajaran sejarah paling realistis, karena terjangkau oleh guru dan relatif kecil biayanya.apabila kita ingin memperbaiki citra buram dari pelajaran sejarah, diperlukan antara lain usaha-usaha perbaikan cara mengajar guru sejarah. agar sejarah dapat berfungsi, metode pembelajaran sejarah di sekolah harus dibenahi. Pembenahan metode pembelajaran sejarah tidak sekadar menjadi pemicu minat belajar, tetapi juga sebagai salah satu instrument yang berperan memproses anak didik agar mendapat hasil belajar yang baik.
Langkah awal untuk merevitalisasi metode pembelajaran adalah berusaha memahami bagaimana seharusnya mata pelajaran sejarah diajarkan. Setidaknya, ada lima unsur pembelajaran sejarah yang harus diimplementasikan: (1) variatif; pembelajaran apapun yang dilakukan jika monoton pasti membuat siswa jenuh, bosan, dan akhirnya kurang berminat. Hal ini terjadi dalam pembelajaran sejarah, karena terkonsentrasi pada penerapan metode ceramah, sehingga kesan yang muncul adalah mata pelajaran sejarah identik dengan metode ceramah, bahkan sebagian besar guru sejarah berasumsi bahwa materi sejarah dapat dipindahkan secara utuh dari kepala guru ke kepala peserta didik dengan metode pembelajaran yang sama
(2) dari fakta ke analisis; pembelajaran sejarah di berbagai sekolah ternyata lebih menekankan pada fakta sejarah dan hafalan fakta seperti pelaku, tahun kejadian, dan tempat kejadian. Idealnya, pembelajaran sejarah bukan sekadar transfer of knowledge tetapi juga transfer of value, bukan sekadar mengajarkan siswa menjadi cerdas tetapi juga berakhlak mulia. Karena itu, pembelajaran sejarah bertujuan untuk mengembangkan keilmuan sekaligus berfungsi didaktis, bahwa maksud pengajaran sejarah adalah agar generasi muda yang berikut dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari pengalaman nenek moyangnya.
Menurut Mestika Zed siswa tidak cukup dijejali kesibukan kognitif menghafal pengetahuan lewat fakta-fakta yang sudah mati di masa lalu, sebagaimana banyak terjadi selama ini (Kompas, 13 Agustus 2005). Secara tegas Soedjatmoko (1976:15) menggariskan bahwa harus dibuang cara-cara mengajarkan sejarah yang mengutamakan fakta sejarah. Pandangan ini sangat penting diimplementasikan dalam pengajaran sejarah agar tidak terjadi apa yang dikhawatirkan oleh Winamo Surachmad (1978:9), yaitu siswa tidak berhasil tiba pada taraf kemampuan untuk melihat dan berpikir secara historis, tetapi pengetahuan sejarah mereka berhenti dan terbelenggu oleh sekumpulan data, fakta, dan nama-nama orang. Karena itu, pembelajaran sejarah tidak boleh berhenti pada tingkat fakta, tetapi harus sampai pada domain analisis.
(3) terbuka dan dialogis; praktek pembelajaran sejarah yang tertutup dan monoton berpotensi membawa siswa dalam suasana kelas yang kaku, sehingga memunculkan sikap kurang antusias. Karena itu, guru sejarah wajib mendesain pembelajaran yang bersifat terbuka dan dialogis. Keterbukaan dan dialogis mengharuskan guru sejarah untuk tidak menganggap dirinya sebagai satu-satunya sumber kebenaran di kelas, sebab paradigma teacher centered yang cenderung membuat suasana kelas menjadi tertutup dan tidak mampu menumbuhkan kreativitas siswa sudah harus ditinggalkan kemudian beralih ke student centered.
(4) divergen; sejalan dengan pembelajaran sejarah yang menekankan pada analisis dan dialogis, penerapan prinsip divergen sangat penting agar pembelajaran sejarah terhindar dari kecenderungan yang hanya menyampaikan fakta sejarah. Pembelajaran sejarah bukan hanya 20 + 20 = 40, melainkan juga … (+, x, -, dan …= 40. Artinya, pembelajaran sejarah menghendaki pemecahan suatu masalah dengan memberi peluang kepada siswa untuk menganalisis dan melahirkan banyak gagasan. Dengan demikian tidak cukup sekadar guru menanyakan: “Siapa tokoh proklamator Indonesia?” melainkan harus dikembangkan menjadi: “Mengapa Soekarno – Hatta yang memproklamasikan kemerdekaan Indonesia?.”
(5) progresif; pembelajaran sejarah perlu didasarkan pada prinsip progresif. perspektif baru pendidikan sejarah harus progresif dan berwawasan tegas ke masa depan. Apabila sejarah hendak berfungsi sebagai pendidikan, maka harus dapat memberikan solusi cerdas dan relevan dengan situasi sosial dewasa ini. Penekanan prinsip ini merupakan pengewejantahan mata pelajaran sejarah dengan watak tridimensional.



Pengertian Lesson Study

memasuki hari ketiga dibimbing oleh instruktur Drs.Abrar,M.Hum, kelompok kami membahas tentang lesson study

Konsep dan praktik Lesson Study pertama kali dikembangkan oleh para guru pendidikan dasar di Jepang, yang dalam bahasa Jepang-nya disebut dengan istilah kenkyuu jugyo. Adalah Makoto Yoshida, orang yang dianggap berjasa besar dalam mengembangkan kenkyuu jugyo di Jepang. Keberhasilan Jepang dalam mengembangkan Lesson Study tampaknya mulai diikuti pula oleh beberapa negara lain, termasuk di Amerika Serikat yang secara gigih dikembangkan dan dipopulerkan oleh Catherine Lewis yang telah melakukan penelitian tentang Lesson Study di Jepang sejak tahun 1993. Sementara di Indonesia pun saat ini mulai gencar disosialisasikan untuk dijadikan sebagai sebuah model dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran siswa, bahkan pada beberapa sekolah sudah mulai dipraktikkan. Meski pada awalnya, Lesson Study dikembangkan pada pendidikan dasar, namun saat ini ada kecenderungan untuk diterapkan pula pada pendidikan menengah dan bahkan pendidikan tinggi.

Lesson Study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran, tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran. Lesson Study bukan sebuah proyek sesaat, tetapi merupakan kegiatan terus menerus yang tiada henti dan merupakan sebuah upaya untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam Total Quality Management, yakni memperbaiki proses dan hasil pembelajaran siswa secara terus-menerus, berdasarkan data. Lesson Study merupakan kegiatan yang dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual maupun manajerial. Slamet Mulyana (2007) memberikan rumusan tentang Lesson Study sebagai salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.

Bill Cerbin & Bryan Kopp mengemukakan bahwa Lesson Study memiliki 4 (empat) tujuan utama, yaitu untuk : (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh para guru lainnya, di luar peserta Lesson Study; (3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.

Lesson study didahului adanya kesepakatan dari para guru tentang tujuan bersama yang ingin ditingkatkan dalam kurun waktu jangka panjang dengan cakupan tujuan yang lebih luas, misalnya tentang: pengembangan kemampuan akademik siswa, pengembangan kemampuan individual siswa, pemenuhan kebutuhan belajar siswa, pengembangan pembelajaran yang menyenangkan, mengembangkan kerajinan siswa dalam belajar, dan sebagainya.
Materi pelajaran yang penting. Lesson study memfokuskan pada materi atau bahan pelajaran yang dianggap penting dan menjadi titik lemah dalam pembelajaran siswa serta sangat sulit untuk dipelajari siswa.
Studi tentang siswa secara cermat. Fokus yang paling utama dari Lesson Study adalah pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan siswa, misalnya, apakah siswa menunjukkan minat dan motivasinya dalam belajar, bagaimana siswa bekerja dalam kelompok kecil, bagaimana siswa melakukan tugas-tugas yang diberikan guru, serta hal-hal lainya yang berkaitan dengan aktivitas, partisipasi, serta kondisi dari setiap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, pusat perhatian tidak lagi hanya tertuju pada bagaimana cara guru dalam mengajar sebagaimana lazimnya dalam sebuah supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah.
Observasi pembelajaran secara langsung. Observasi langsung boleh dikatakan merupakan jantungnya Lesson Study. Untuk menilai kegiatan pengembangan dan pembelajaran yang dilaksanakan siswa tidak cukup dilakukan hanya dengan cara melihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson Plan) atau hanya melihat dari tayangan video, namun juga harus mengamati proses pembelajaran secara langsung. Dengan melakukan pengamatan langsung, data yang diperoleh tentang proses pembelajaran akan jauh lebih akurat dan utuh, bahkan sampai hal-hal yang detail sekali pun dapat digali. Penggunaan videotape atau rekaman bisa saja digunakan hanya sebatas pelengkap, dan bukan sebagai pengganti.

Dalam hal keanggotaan kelompok, Lesson Study Reseach Group dari Columbia University menyarankan cukup 3-6 orang saja, yang terdiri unsur guru dan kepala sekolah, dan pihak lain yang berkepentingan. Kepala sekolah perlu dilibatkan terutama karena perannya sebagai decision maker di sekolah. Dengan keterlibatannya dalam Lesson Study, diharapkan kepala sekolah dapat mengambil keputusan yang penting dan tepat bagi peningkatan mutu pembelajaran di sekolahnya, khususnya pada mata pelajaran yang dikaji melalui Lesson Study. Selain itu, dapat pula mengundang pihak lain yang dianggap kompeten dan memiliki kepedulian terhadap pembelajaran siswa, seperti pengawas sekolah atau ahli dari perguruan tinggi.



Doa Jidril menjelang Ramadhan, " Ya Allah tolong abaikan puasa umat Muhammad", apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia belum :
1. memohon maaf kepada kedua orangtua ( jika masih ada )
2. Berma'af an antara suami istri
3. Berma'af an dengan orang-orang disekitarnya
Dan Rasulullah mengamini sebanyak 3x.
"Wahai anak Adam....
Kerahkan dirimu untuk mengabdi kepadaKU, maka akan kupenuhi hatimu dengan kekayaan& memenuhi tanganmu dengan rezeki.
Wahai anak Adam ....
Janganlah menjauh dari-KU, ( jika kamu menjauh ) maka Aku akan penuhi hatimu dengan kemiskinan & memenuhi tanganmu dengan kesibukan " Hadist Qudsi Riwayat al Hakim.
Ramadhan tiba mari sucikan hati maaf lahir&bathin



Mengapa kita belajar sejarah? Mempelajari sejarah tidak sekedar menghapalkan tahun-tahun, mengingat peristiwa atau nama-nama tokoh yang pernah menjadi pelaku sejarah. Belajar sejarah berarti merasakan dan menghayati makna atau semangat zaman yang terkandung dalam setiap peristiwa sejarah yang terjadi pada masa lalu.
Kegunaan sejarah dapat dilihat secara :
Ekstrinsik, yang berfungsi sebagai pendidikan moral, penalaran, politik, kebijakan, perubahan, masa depan, keindahan dan ilmu bantu.
Intrinsik, sejarah berguna sebagai ilmu, sebagai cara mengetahui masa lampau, sebagai pernyataan pendapat, serta sebagai profesi
Rekreatif ( hiburan ), Media hiburan ini bisa dituangkan dalam bentuk buku, novel, drama, teater atau film. banyak film yang mendapat inspirasi atau bahkan mengangkat tema-tema sejarah. Film tersebut dikemas menjadi menarik dan menghibur,banyak nilai dan hikmah yang bisa dipetik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Prof.Dr.Kuntowijoyo, " Kenyataan bahwa sejarah terus ditulis orang, di semua peradaban dan sepanjang waktu, sebenarnya cukup menjadi bukti bahwa sejarah itu perlu"



Sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta masa lalu dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan pemahaman tentang apa yang telah berlalu.
Sejarah dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Sejarah dapat dilihat sebagai peristiwa, sebagai kisah, sebagai ilmu, dan sebagai seni.
Peristiwa menjadi suatu sejarah, maka peristiwa tersebut harus merupakan rangkaian sebab akibat, merupakan hasil tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu pada masa yang telah lalu dan dilakukan di tempat tertentu.peristiwa sejarah merupakan sebuah peristiwa yang abadi, unik dan penting.
Sejarah sebagai kisah merupakan sebuah narasi yang disusun berdasarkan ingatan, kesan atau tafsiran manusia tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Sejarah sebagai kisah bersifat subyektif karena dipengaruhi kepribadian, emosi, kepentingan, nilai yang diperjuangkan kelompok sosial di mana ia berada, dan pengetahuan yang dimiliki.
sebagai ilmu seperti halnya ilmu-ilmu pengetahuan yang lainnya sejarah baru muncul pada sekitar abad ke 19.Menurut Kuntowijoyo, sejarah adalah ilmu tentang waktu. Dalam dimensi waktu terjadi empat hal yaitu, perkembangan, kesinambungan, pengulangan dan perubahan.
Sejarah sebagai seni, karena banyaknya fakta yang terkumpul maka dibutuhkan daya imajinasi dan kreativitas yang tinggi bagi seorang sejarawan untuk menghubungkan antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya untuk menjadi lebih bermakna. Dalam pengungkapan fakta sejarah dapat saja sejarawan menuliskan dalam bentuk syair, bentuk cerita


Renungan : Terdapat pengulangan peristiwa dalam sejarah meskipun pengulangan itu tidak sama persis seperti yang terjadi pada zaman kolonialisme. Setiap penjajah berusaha mencari daerah koloni untuk mencari konsumen bagi barang-barang hasil industrinya.
Demikian pula yang terjadi di zaman sekarang ini, perusahaan-perusahaan restoran cepat saji, industri hypermarket, dapat dikatakan sudah menguasai hampir seluruh pangsa pasar di Indonesia. Jika keadaan berkembang terus seperti saat ini, bagaimana nasib pengusaha ekonomi lemah dan menengah? Bagaimana pula dengan keadaan pasar tradisional kita ?



Masa depan suatu bangsa terletak di tangan para generasi mudanya.
Setiap menjelang tahun ajaran baru,hampir semua orangtua bingung mencari sekolah yang tepat untuk anak-anaknya. Sebagai orangtua tentu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Tentunya orangtua berharap sekolah yang dipilih akan mampu menjadi tempat mengembangkan kemampuan anak secara optimal.
Sekolah yang berkualitas tinggi tidak harus mahal. karena sekolah yang mahal belum tentu terjamin kualitasnya.
Berikut 10 hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan orangtua untuk mengambil keputusan dalam memilih sekolah lanjutan :
1. Libatkan anak ketika memilih sekolah, anak akan merasa bangga karena diberi kesempatan melakukan hal yang penting. Disisi lain anak akan lebih bertanggungjawab sebab sekolah yang dimasukinya adalah pilihan sendiri.
2. Ketahui Visi dan Misinya, sekolah yang baik memiliki visi dan misi yanng jelas,terukur dan relistis. Pernyataan visi dan misi dapat terpotret dari aspek keagamaan,akademis,mental,perilaku,kecakapan hidup,kemandirian dan kewirausahaan. Oleh sebab itu orangtua seharusnya tidak terjebak pada istilah-istilah sekolah favorit,unggulan,plus dll. Sekolah yang baik adalah sekolah yang mampu menggali,mengembangkan dan mengoptimalkan seluruh potensi peserta didiknya.
3. Porsi Pendidikan Akhlak, di era sekarang ini dimana banyak kasus yang menimpa generasi penerus kita termasuk para pelajar, mulai dari kasus tawuran,narkotik,pergaulan bebas dan perbuatan menyimpang. maka peran pendidikan agama menjadi utama dalam membentuk kharakter dan perilaku siswa
4. Kurikulum pembelajaran, kurikulum bisa dikatakan sebagai jantungnya pendidikan. kebijakan kurikulum terbaru yaitu KTSP sangat memberikan keleluasan pihak sekolah untuk berkreasi dan berinovasi selama masih mengacu kepada standar kompetensi yang ditentukan.Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan sekolah perlu dicermati apakah sudah mengoptimalkan bakat dan potensi peserta didik.
5. Profil Pendidik, guru merupakan ujung tombak pendidikan untuk mencetak dan mengkader generasi penerus yang didampakan. apalah artinya kurikulum yang ideal jika tidak didukung oleh pelaksananya yaitu sumber daya manusia yanng cakap.
6. Gedung dan Fasilitas, mulai dari bangunan fisik,dan seiring dengan kemajuan bidang informasi dan teknologi nampaknya fasilitas akses jaringan internet dan website sendiri dimana setiap stake holders dapat berinteraksi dan berkomunikasi di dunia maya. Hal ini sangat membantu orangtua untuk memantau perkembangan putra-putrinya secara cepat tanpa harus secara fisik datang ke sekolah.
7. Lokasi sekolah dan Lingkungan, jarak sekolah ke rumah,lingkungan sekitar dan sarana transportasinya. Sekolah yang berlokasi di pusat perkotaan atau keramaian dan sekolah yang berada di pinggiran dekat dengan suasana alam akan memepengaruhi anak dalam belajar.
8. Biaya Pendidikan, faktor biaya merupakan pertimbangan paling utama dalam memutuskan sekolah yang dipilih,terutama bagi masyarakat yang secara ekonomi kelas menengah ke bawah. sekolah-sekolah yang dianggap favorit,unggul maupun plus biasanya akan memasang biaya pendidikan yang tidak murah. Oleh karena itu,sebelum menentukan pilihan sekolah, orangtua diharapkan sudah mampu mengukur kemampuan secara ekonomi tentang biaya pendidikan yang harus dikeluarkan termasuk anggaran diluar program sekolah seperti uang saku, transportasi,kelengkapan sekolah dll.
9. Ketertiban dan Kebersihan sekolah, Siswa di sekolah harus merasa senang dan betah seperti ketika berada di rumahnya sendiri ( feels like second home )
10. Lihat prestasi dan keberhasilan alumninya, dalam memilih sekolah yang ideal adalah prestasi dan profil output-nya. Sekolah yang baik,selain unggul dalam proses,juga unggul pada hasilnya. keberhasilan alumni dapat diukur dari lulusan sekolah dapat diterima di sekolah lanjutan yang kualitasnya baik serta memiliki life skill yang cukup untuk mampu eksis di tengah masyarakat.



cerita ini merupakan catatan sejarah dalam sebuah keluarga di kota-kota besar.
setiap diri kita mempunyai catatan sejarah untuk dipelajari agar kita tidak mengulang kembali kesalahan-kesalahan yang sama.

Qu Kangen Ayah
Seperti biasa Rudi, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Imron, putra pertamanya yang baru duduk di kelas dua SD yang membukakan pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama.
“Kok, belum tidur?” sapa Rudi sambil mencium anaknya. Biasanya, Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, Imron menjawab, “Aku nunggu Ayah pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Ayah?”

“Lho, tumben, kok nanya gaji Ayah? Mau minta uang lagi, ya?”
“Ah, enggak. Pengen tahu aja.”
“Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Ayah bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi, gaji Ayah dalam satu bulan berapa, hayo?”
Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara ayahnya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Imron berlari mengikutinya.
“Kalau satu hari ayah dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam ayah digaji Rp 40.000,- dong,” katanya.
“Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok,” perintah Rudi. Tetapi Imron tak beranjak. Sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, Imron kembali bertanya, “Ayah, aku boleh pinjam uang Rp 5.000,- nggak?” “Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini?
Ayah capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah.”
“Tapi, Ayah…” Kesabaran Rudi habis.
“Ayah bilang tidur!” hardiknya mengejutkan Imron. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok Imron di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapatinya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp 15.000,- di tangannya.
Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata, “Maafkan Ayah, Nak. Ayah sayang sama Imron. Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok’ kan bisa. Jangankan Rp 5.000,- lebih dari itu pun ayah kasih.”
“Ayah, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini.”
“Iya,iya, tapi buat apa?” tanya Rudi lembut.
“Aku menunggu Ayah dari jam 8. Aku mau ajak Ayah main ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang kalau waktu Ayah itu sangat berharga. Jadi, aku mau beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-. Tapi karena Ayah bilang satu jam Ayah dibayar Rp 40.000,-, maka setengah jam harus Rp 20.000,-. Duit tabunganku kurang Rp 5.000,-. Makanya aku mau pinjam dari Ayah,” kata Imron polos.
Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat.



kita semua tahu bangunan stadion olah raga ataupun gedung tempat pementasan kesenian.Kita juga belajar tentang ilmu hitung, ilmu bangun ruang atau geometri, perhitungan sudut, perhitungan waktu. Atau bahkan kita menyukai ilmu perbintangan, zodiak, ramalan bintang. Sesungguhnya darimana hal-hal tersebut berasal?

Semua hal tersebut berawal dari peradaban manusia di masa silam, yaitu peradaban kuno. Peradaban kuno yang tersebar di Asia, Afrika, dan Eropa yang meninggalkan jejak dan terasa pengaruhnya hingga saat ini.

Bangunan stadion, gedung pementasan kesenian mengadopsi bangunan peninggalan Romawi. Ilmu hitung, ilmu bangun ruang ( geometri ), perhitungan sudut, dan perhitungan waktu merupakan pengembangan dari peradaban bangsa Sumeria, Persia, Mesir, China dan Yunani. Ilmu perbintangan ( astronomi ) dan zodiak merupakan warisan peradaban Messopotamia, bangsa China, Yunani, dan Romawi. Sementara tata kota yang teratur dan rapi diilhami oleh peradaban kuno dari Mahenjo Daro-Harappa dan peradaban bangsa Romawi. Demikian pula hukum dan peraturan yang berlaku saat ini mengadopsi peradaban bangsa Sumeria. Peradaban-peradaban kuno tersebut mempunyai nilai dan peninggalan budaya yang tinggi yang menjadi dasar bagi perkembangan zaman berikutnya.

Dengan mempelajari peradaban kuno bangsa-bangsa Asia, Afrika, dan Eropa, diharapkan akan membuka cakrawala berpikir kita dan memperluas pemahaman tentang peradaban dan kebudayaan di dunia. Semoga kita dapat termotivasi untuk melahirkan peradaban baru yang tentunya lebih maju dan lebih berkarakter dari peradaban masa lalu..Mari kita mulai dari diri kita sendiri...dan hari ini....


Jika anak dibesarkan dengan celaan,
Ia belajar memaki
Jika anak dibesar dengan permusuhan,
Ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemohan,
Ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan hinaan,
Ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi,
Ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan dorongan,
Ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian,
Ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan,
Ia belajar keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman,
Ia belajar menaruh kepercayaan
JIka anak dibesarkan dengan dukungan,
Ia belajar menyenangi dirinya
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan,
Ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan



Sabtu dan Minggu aku lalui untuk menambah ilmu tentang komunikasi efektif dengan Psikolog Wulansari dari UI. Terasa membuka catatan harianku dalam aku mendidik anak2 serta anak didikku. Terkadang dalam mendidik mereka, tanpa kita sadari terucap 12 gaya populer penghalang dalam komunikasi yaitu memerintah, menyalahkan, meremehkan, membandingkan, mencap/label, mengancam, menasehati, membohongi, menghibur, menkritik, menyindir dan menganalisa. Bila gaya ini suka kita lakukan akan berakibat semakin jauh jarak kita dengan mereka dan kita selalu gagal untuk mendorong orang lain bertindak berarti...KOMUNIKASI kita TIDAK EFEKTIF....
Apa yang harus kita lakukan agar komunikasi efektif.......
langkah awal terima lawan bicara apa adanya, membuka diri menerima pesan orang lain, berusaha memahami pikiran&perasaan orang lain serta tidak bereaksi yang menghambat komunikasi
langkah kedua berbicara dengan hati & mata ( hear with your deep feeling), menggunakan bahasa tubuh ( activate yourself), menghargai, magic word.
Pentingnya bahasa tubuh........
1. action speak louder than wards
2. 90% dari komunikasi tatap muka ditentukan oleh pesan dari bahasa tubuh
3. bahasa tubuh menyampaikan yang tak terkatakan anak
4. bahasa tubuh tidak bisa berbohong
5. bahasa tubuh mengirimkan aura dalam berkomunikasi
6. kita"tak bisa tidak berkomunikasi"
7. sengaja/tidak bahasa tubuh berpengaruh luar biasa.
Yang dipelajari anak terhadap bahasa tubuh kita.......
1. teladan lebih dari seribu kata
2. anak mempunyai model yang baik untuk ditiru
3. bahasa tubuh yang baik& tepat, cara bicara/mengutarakan pendapat yang benar.
4. anak belajar mengontrol & menggunakan bahasa tubuh yang tepat ketika berkomunikasi
Langkah berikutnya yaitu belajar kepemilikan masalah, siapa pemilik masalah maka dialah yang harus menyelesaikan. Pemilik masalah adalah yang paling terganggu. Maka kita akan bersikap apakah sebagai Mendengar Aktif ( MA ) atau Pesan Saya ( PS ).
Jika kita sudah melakukan tahap demi tahap kita akan dapat mencapai tujuan komunikasi yaitu membina hubungan, menyampaikan kebutuhan&keinginan, menyampaikan informasi, mengembangkan kepribadian, membentuk saling pengertian dan menerima perbedaan serta melestarikan peradaban.
Contoh
memahami perbedaan antara mendengar biasa dan Mendengar Aktif
mendengar biasa:
anak :" Saya tidak akan mengambil hati guru itu,lagipula saya juga tidak disukai oleh anak-anak lain dan saya juga merasa anak-anak perempuan tidak suka sama saya"
orang tua: " lebih baik kamu lupakan anak perempuan itu, pikirkan saja nilai-nilaimu!"
" jangan campur baur, selesaikan satu-satu"
Mendengar Aktif ( MA)
anak :" Saya tidak akan mengambil hati guru itu,lagipula saya juga tidak disukai oleh anak-anak lain dan saya juga merasa anak-anak perempuan tidak suka sama saya"
orang tua : " Ya, berat juga persoalanmu, sudah tidak disuka dengan guru matematika kamu merasa anak-anak lain tidak menyukaimu juga".
Semoga kita semua dapat menjadi orangtua dirumah dan di sekolah yang dapat berkomunikasi efektif bagi anak-anak kita, murid kita, keluarga dan masyarakat.



Nasionalisme diartikan sebagai suatu sikap politik dan sosial dari kelompok-kelompok suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa, dan wilayah, serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian kelompok tersebut merasakan adanya kesetiaan mendalam terhadap kelompok bangsa itu.
Dalam perkembangan zaman, dikenal ada dua pengertian nasionalisme. Pertama, paham nasionalisme yang didasarkan pada perpaduan politik, ekonomi. sosial dan budaya. Kedua,paham nasionalisme yang didasarkan pada faktor kemanusiaan. Negara-negara pemula penganut nasionalisme yaitu Inggris, Jerman dan Italia.
Para pencetus nasionalisme :
1. Joseph Ernest Renan ( 1823-1892)menganut aliran nasionalisme yang didasarkan pada faktor kemanusiaan.
2. Otto Bauer ( 1882-1939) paham bangsa timbul karena persamaan perangai dan tingkah laku dalam memperjuangkan persatuan dan nasib yang sama
3. Hans Kohn, paham nasionalisme timbul karena perpaduan politik, ekonomi, sosial dan budaya
4. Lois Snyder, nasionalisme hasil dari perpaduan faktor-faktor politis, ekonomi, sosial,dan intelektual pada suatu taraf di dalam sejarah.






Rasa Nasionalisme pada saat ini...........
Jiwa nasionalisme atau cinta tanah air sudah sepatutnya tumbuh disetiap warga negara karena semakin mempertinggi rasa cinta terhadap negara, pasti kita ingin selalu menjaga dan melindungi. Tapi yang justru terjadi saat ini, jiwa nasionalisme malah semakin menipis seiring dengan perkembangan jaman. Banyak pelajar kita yang lebih meniru aksi dan budaya asing yang teradopsi dan disiarkan secara bebas di media. Karena mereka sifatnya masih labil dan cenderung meniru apa yang mereka anggap hebat.
Bagi kaum pelajar menumbuhkan dan menanamkan nasionalime cukup dengan melakukan kewajiban mereka yaitu belajar, selebihnya jangan bertindak negatif. Jiwa nasionalisme perlu ditekankan kepada pelajar karena merekalah yang akan memegang kekuasaan di negara ini.




Sebelum datangnya pengaruh Hindu, bangsa Indonesia telah mengenal sistem kepercayaan yang dikelompokkan dalam kepercayaan animisme dan dinamisme. Kepercayaan asli bangsa Indonesia tersebut hingga kini masih berlangsung dengan ibarat " penumpang gelap dalam kereta ".
Animisme adalah kepercayaan bahwa roh ( jiwa ) itu tidak hanya berada pada makhluk hidup, tetapi juga pada benda-benda tertentu. Roh-roh itu dapat berbuat baik, tetapi juga dapat berbuat jahat. Agar roh itu tidak berbuat jahat, manusia perlu memujanya sambil memberi sesajen
Dinamisme adalah kepercayaan adanya kekuatan gaib yang terdapat pada benda-benda tertentu, misalnya pada pohon, batubesar, gunung, gua, senjata, dan azimat. Mereka menaruh hormat dan memuja benda-benda tersebut.
Kepercayaan asli Indonesia ternyata masih tetap ada walaupun kadang sangat sulit menentukan, namun apabila dilihat secara cermat kepercayaan asli akan selalu muncul dalam ritual tertentu terutama yang berkaitan dengan keberadaan roh nenek moyang, upacara kematian dan hal-hal lain yang berkenaan dengan hal itu





Cinta itu indah,karena ia bekerja dalam ruang kehidupan yang luas, dan inti pekerjaanya adalah memberi, memberi apa saja yang diperlukan oleh orang2 yg kita cintai untuk tumbuh menjadi lebih baik dan berbahagia karenanya.... Perlu kau ketahui bahwa Bunga tidak mekar dalam waktu semalam, Kota Roma tidak dibangun dalam sehari, Kehidupan dirajut dalam rahim selama sembilan bulan, Cinta yang agung terus bertumbuh selama kehidupan. Kebanyakan hal yang indah dalam hidup memerlukan waktu yang lama, Dan penantian kita sia-sia. Walaupun menunggu membutuhkan banyak hal - iman, keberanian, dan pengharapan -penantian menjanjikan satu hal yang tidak dapat seorangpun bayangkan. Pada akhirnya. Tuhan dalam segala hikmat-Nya, meminta kita menunggu, karena alasan yang penting. ...